Skip to main content

Surat dari Masa Kecilku



 Dear masa depanku,
 
Apa kabarmu? Ini aku masa lalumu. Sekarang tahun 1999 dan sebentar lagi pergantian tahun yang orang-orang ribut menyebutnya tahun milenium.  Saking banyaknya yang menyebut-sebut tahun milenium akupun heboh karenannya, padahal aku tak tahu Milenium itu sendiri.  Setahuku setiap mendengar kata milenium aku selalu teringat alumunium,hahahah. Mungkin karena persamaan kata “ium” itu.

Dipasar tengah gencar menjual baju-baju milenium, warnanya mengkilat seperti baju dari masa depan yang aku lihat di TV, mungkin itu salah satu bentuk dan simbol dari milenium.  Kebanyakan temanku sudah membelinya dan memakainya ketika pergi les sore di sekolah. Baju itu terlihat gagah dan modern ditubuh teman-temanku. Karena saking ingin memilikinya, aku beranikan diri meminta kepada Bapak, “Harganya Cuma 20ribu Pak” kataku kepada Bapak kita, aku tahu harga segitu tergolong mahal, kaupun harusnya ingat betapa untuk mengganti seragam sekolahpun aku tak pernah, apalagi meminta baju baru diluar hari Raya. Tapi kata Bapak, beliau akan membelikannya asal aku dapat rangking 3 besar. Karena usaha kerasku, kenaikan kelas lalu aku meraih peringkat 2 dan dipenuhilah janji Bapak membelikanku baju milenium. Mungkin kau lupa bagaimana senangnya aku dan untuk itulah aku mengingatkanmu.

Kau tahu surat ini akan menjadi surat dengan pengiriman terlama di dunia. Kau akan membacanya mungkin sekitar 10 -12 tahun lagi dan saat kau membaca surat ini tentu aku sudah tak seperti sekarang.

Kau sudah besar tentunya, menjelma menjadi wanita dewasa, namun entah bagaimana wajahmu? Apakah cantik seperti yang kuharapkan sekarang? Aku ingin mengingatkanmu, betapa setiap hari aku memujamu disini, aku menunggu dan penasaran ingin melihat keadaanmu, aku penasaran bagaimana rupaku saat dewasa, hmm...bisakah kau mengirimkan fotomu untuk melebur rasa penasaranku? Apa pekerjaanmu sekarang? Apakah wanita kantor? Ataukah journalis/wartawan seperti yang kuharapkan?  Sungguh kuingatkan kau betapa kau dulu menyukai tulisan? Dan kuingatkan pula betapa kau dahulu menyukai buku, seperti yang sedang kulakukan sekarang ini, aku membaca buku dongeng yang kudapat dari sekolah. Dulu waktu aku masih kelas 4, saat ujian Bahasa Indonesia aku melahap habis Bab III yaitu bab khusus untuk mengarang.  Kala itu aku bisa membuat sebuah karangan dengan menghidupkan tokoh dan memainkan plot cerita, membuat klimaks dan antiklimaks.   

Bahkan aku meminta kertas tambahan karena kertas yang disediakan guru hanya 1 lembar dan aku merasa itu sangat kurang untuk menyelesaikan karanganku.  Saat itu umurku 10 tahun!

Oh ya aku baru saja pulang dari sekolah hari ini cukup melelahkan dan sore nanti aku harus kembali ke sekolah untuk les. Biasa, kelas 6 memang harus banyak-banyak persiapan untuk ujian.
So, bagaimana hasil ujianku? Apakah aku akan lulus? Aku tau kamu tau! hanya kamu yang tau hasil testku nantinya dan aku tau kau terlalu pelit untuk memberitahuku.  Oh ya, aku dengar dimasamu jaman sudah canggih, orang lebih gampang berkomunikasi bahkan lintas negara dan benua? Itu yang diprediksikan para pakar dan ilmuan, itu pula yang aku dapat dari menonton film, sinetron dan berita. Di film yang aku tonton orang bisa berbicara dengan orang lain ditempat lain hanya dengan menatap layar kaca, kemudian menekan tombol-tombol.  Dikatakan pula ada alat untuk menyimpan dan mengakses data secara lebih lama dan abadi? Jadi bisakah aku titip tulisan ini agar abadi? Karena ditempatku kini hanya bisa ditulis melalui diary. 

Oh ya, berapa umurmu ketika kau membaca ini? kalau boleh ku prediksikan mungkin sekitar 24-25 tahun. Di umur itu aku berharap kamu sudah menikah, dan aku selalu membayangkan seorang pangeran tampan (lebih tepatnya cool) meminangmu? Jadi sudahkah kau menikah? Cepat beritahu aku siapa suamiku kelak? Apa dia teman sekelasku sekarang? Atau seseorang dari daerah lain? Sudahkah aku bertemu dengannya?? Sungguh perasaan itu menghantui para wanita! Tidak cuma aku tapi juga teman-temanku.

Oh ya, kau ingat seseorang telah mengirim surat padaku?  Dia teman sekelasku, sebenarnya bukan satu orang lebih tepatnya, beberapa orang. Mereka semua suka padaku? Kau tak ingat? Baiklah aku akan mengingatkanmu, aku disukai beberapa pria di kelas, aku sendiri bingung mengapa mereka menyukaiku.  Memang aku masih 12 tahun belum pantas untuk pacaran, tapi inilah masa lalumu yang ternyata dipenuhi dengan cinta monyet. Tapi di hatiku hanya ada satu orang, kau ingat? Itu yang sekolah di sebuah sekolah islam, sedikit jauh dari tempat tinggalku. Coba katakan apa dia akan menjadi masa depanku ataukah berlalu sebagai cinta monyet belaka? Apa kau masih bertemu dengannya?

Lalu apalagi yang harus aku ceritakan? Kau sudah tahu semua lebih dari yang aku tahu, bahkan kau tau lebih jauh lagi. Hmm...bagaimana bila aku menyebut saja beberapa poin yang mungkin kelak kau lupakan seperti, setiap pagi aku bangun kemudian menanak nasi dengan 2 panci (2 kali masak), lalu memasak air, mencuci piring dan menggoreng telur, setelah semua hal itu aku kerjakan baru aku boleh mandi dan sarapan dan kemudian pergi sekolah.  Aku biasanya sarapan nasi telur separoh dengan segelas susu sapi yang Ibu beli dari langganannya.  Susu itu belum matang jadi perlu dimasak terlebih dahulu.  Uang sakuku 500 rupiah, itu cukup untuk membeli es lilin dan 1 gorengan atau sepotong semangka kesukaanku dan Mi2 temanku. Dahulu ketika masih kelas 4 sepulang sekolah tepatnya pukul 2 siang, aku biasanya mengaji di mushola, disana ada beberapa guru seperti Pak Zainal&Pak Adroi. Hal yang paling menyenangkan saat mengaji adalah ketika kedua guruku tersebut tidak datang untuk mengajar, he he biasanya aku dan teman-teman malah bermain. Tapi sekarang aku tidak mengaji karna mau ujian dan karna sudah besar, kebanyakan yang masih mengaji adalah anak kelas 5 ke bawah.
Sepulang mengaji aku bermain. Permainannya tergantung musim, kalau musim sepedaan maka aku bermain sepeda, kalau musim “umbul” / kartu maka aku memainkannya bersama teman-teman pria, kalau musim layangan pun aku membeli layangan, atau lompat tali, bentik & kasti. Hampir semua permainan pria aku kuasai, Cuma kelereng saja yang kurang mahir, entahlah! tapi mengentel kelereng bagiku sangat susah. Itu lah kegiatanku di sore hari, bermain bersama teman-teman.

Saat ini aku hanya berfokus untuk belajar, impianku adalah masuk SMP N 1 Ungaran, satu satunya SMP favorit di Kabupaten Semarang, dan oleh karena itulah aku harus belajar giat (dengar dengar butuh NEM sangat tinggi untuk masuk kesana) apa cita-citaku masuk kesana terpenuhi? Hmf penasaran lagi.
Untuk memenuhi ujian sekolah mengadakan les tambahan gratis setiap sore hari.  Les sore menjadi saat yang paling aku tunggu-tunggu. Mengapa? Karena kita tidak harus memakai seragam, kita bebas memakai baju apa saja, apalagi suasana sore saat berjalan dengan teman-teman itu adalah hal yang paling indah, biasanya aku dan teman-teman mampir warung untuk membeli es dan gorengan.  Aku memang hidup dalam lingkup kekurangan namun aku merasa cukup, entah apa karena aku punya harapan besar untuk melihatmu ataukah aku memang tak tahu apa-apa. Aku hanya tahu mencuci piring, membuat sarapan, sekolah, les, mengaji dan bermain. Aku sadar dan tahu diluar sana dunia sangat luas, itu yang aku pelajari dari pelajaran IPS bahwa di dunia ini terbagi menjadi 5 benua dan ratusan negara. Aku hanya mengintipnya sedikit dari TV dan buku. Sebenarnya aku ingin melihatnya, melihat luasnya dunia. Tapi aku tahu mungkin tidak sekarang, mungkin saat aku menjadi kamu. Jadi aku sangat berharap padamu untuk mengingat impian kecilmu ini.
Untuk itulah aku menulis ini, untuk memintamu mengabadikanku dengan alatmu yang katanya canggih, dan aku ingin kau membalas suratku dan menjawab semua pertanyaan agar aku tak penasaran lagi.  Walau aku tahu surat untuk masa depan itu butuh waktu pengiriman yang lama, tapi aku akan menunggu karna hanya itu yang bisa aku lakukan.

Kau tahu cara terbaik mengabadikan kehidupan bagi seorang penulis adalah dengan cara menuliskannya.

Salam
Masakecilmu -1999

NB : Ingat, aku punya 5 teman yang kami sebut gank, dan selaku menyebut diri kami sebagai prajurit sailor. Sailormoon, sailor jupiter, sailor mars, sailor sailor merkurius dan sailor venus. Aku adalah sailor venus begitu kata teman-teman, karena aku terlalu banyak berurusan dengan cinta dan cowok, hadewh..



Comments

Popular posts from this blog

China Diserang Pneumonia, Indonesia Tak Perlu Panik!

Unsplash.com/Diana Polekhina Pasca membaik dari Covid 19, publik kembali dikhawatirkan dengan berita munculnya wabah baru Pneumonia. Entah kebetulan atau bukan tapi wabah ini lagi-lagi datang dari negara tempat bermulanya Covid 19 yaitu China. Kasus pneumonia ini pertama dilaporkan pada 13 november 2023 lalu. Global times menyebut rumah sakit anak di China sudah kewalahan menerima pasien yang berjumlah rata-rata mencapai 9378 setiap harinya. WHO sendiri mengaku memantau mengenai peningkatan pneumonia yang sedang terjadi di China.  Prof Francois Balloux dari University College London menyebut adanya istilah hutang imunitas. Lockdown yang terjadi ketika covid 19 memicu fenomena keluarnya gelombang infeksi pernapasan. China sendiri diketahui melakukan lockdown lebih lama dibanding dengan negara-negara lain sehingga potensi terpaparnya akan lebih besar. Menanggapi fenomena yang tejadi di negaranya, Mi Feng selaku Komini Kesehatan Nasional menyampaikan bahwa pihaknya telah mengupayakan bebe

Jurus Anti Rugi Hidup di Era Digital!

      Sumber : Doc.Pribadi/irerosanaullail   Rugi banget kalau kita hidup di era digital dengan segala kemajuan dan kemudahan dalam berbagai hal tapi kita malah memilih rebahan di rumah dan menjadi penonton serta penikmat dari buah kemajuan tersebut. Kenapa tidak mencoba mengambil peran dan memaksimalkan diri di era ini?! Mulai berbisnis contohnya. Era digital bisa dibilang sangat ramah kepada para pebisnis. Maraknya sosial media serta keberadaan aneka marketplace memudahkan para pelaku bisnis pemula untuk memasarkan produk-produknya. Tentunya kesempatan ini amat sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Salah satu bisnis yang cukup diminati di era digital adalah kuliner. Bisnis kuliner digadang-gadang tidak akan pernah mati. 271 juta jiwa penduduk Indonesia butuh makan untuk melanjutkan hidup. Itulah salah satu alasan mengapa bisnis kuliner akan senantiasa panjang umur. So , tidak ada salahnya jika kita juga melirik bisnis ini. Masalahnya adalah, apa yang ingin dijual? Di sin

100 Blogger dan Sejuta Optimisme dalam Anniversary ke 9th Bloggercrony

  dokpri/irerosana “Hiduplah seolah-olah kamu akan mati besok. Belajarlah seolah-olah kamu hidup selamanya.” Itulah quotes yang menjadi pecutan saya untuk terus mengembangkan diri khususnya di dunia tulis menulis. Menjadi seorang blogger memang dituntut untuk terus belajar dan belajar karena itulah salah satu amunisi yang bisa kita pakai untuk bisa terus menulis. Belajar tidak melulu harus di depan buku dan laptop. Berinteraksi dan berkumpul antar sesama blogger pun bisa menjadi jalan untuk menambah ilmu. Keyakinan itulah yang saya bawa ketika hadir pada perayaan 9 tahun Bloggercrony yang diadakan di Carro Indonesia Pondok Indah. Saya tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menjalin relasi serta menimba ilmu dengan bertemu kurang lebih 100 blogger dari berbagai daerah di Indonesia. Usia saya di Bloggercrony memang masih seumur jagung, baru beberapa bulan bergabung dan bahkan belum genap setahun. Ibarat bayi saya masih belajar untuk merangkak secara tegak. Karena itulah perayaan