Skip to main content

Murakami dan Memoar Lari

 
Radarlangit's doc
 
Saya telah menyiapkan banyak waktu untuk membaca tuntas buku ini. Faktanya, hingga detik ini tak juga selesai. Makin ke halaman ujung, makin enggan saya meneruskan. Entah karena topik lari yang tak begitu saya suka, atau mungkin faktor internal dari dalam diri saya sendiri.

Dilema yang saya hadapi adalah, hasrat ingin menyelesaikan karena buku ini karya Murakami, yaitu seorang penulis yang begitu saya suka, dan enggan menyelesaikan karena mungkin saya kurang menikmati topiknya.

Meski begitu, banyak poin positif yang bisa saya kantongi dari buku ini. Terutama soal pengaruh lari terhadap kegiatan menulisnya. Pandangan Murakami mengenai menulis lebih objektif dan real. Menurutnya, setiap orang punya cara sendiri untuk menulis, cara satu orang belum tentu sesuai bila diterapkan pada orang lain. Itu lebih fair ketimbang tips-tips cara menulis yang baik –yang kerap berkeliaran.

Biar bagaimanapun, kesenangannya berlari telah membawa pengaruh positif pada tulisan-tulisannya. Murakami mampu menarik satu benang merah dari menulis dan lari maraton. Keduanya mempunya tahap yang serupa, bahkan saling mengisi. Baginya, kegiatan menulis sangat menguras tenaga dan pikiran, kesiapan dan ketahanan fisik menjadi faktor penting.

Buku ini menjadi salah satu rekomendasi Bernard Batubara bagi mereka yang mau belajar menulis. Meski tahap kepenulisan tidak terdikte secara gamblang dalam buku ini, namun menurut saya, cara berpikir Murakami mengenai kegiatan menulis akan sedikit membantu penulis-penulis pemula.

Pendek kata, buku ini mendekatkan saya dengan Murakami secara personal. 

 

Comments

Popular posts from this blog

China Diserang Pneumonia, Indonesia Tak Perlu Panik!

Unsplash.com/Diana Polekhina Pasca membaik dari Covid 19, publik kembali dikhawatirkan dengan berita munculnya wabah baru Pneumonia. Entah kebetulan atau bukan tapi wabah ini lagi-lagi datang dari negara tempat bermulanya Covid 19 yaitu China. Kasus pneumonia ini pertama dilaporkan pada 13 november 2023 lalu. Global times menyebut rumah sakit anak di China sudah kewalahan menerima pasien yang berjumlah rata-rata mencapai 9378 setiap harinya. WHO sendiri mengaku memantau mengenai peningkatan pneumonia yang sedang terjadi di China.  Prof Francois Balloux dari University College London menyebut adanya istilah hutang imunitas. Lockdown yang terjadi ketika covid 19 memicu fenomena keluarnya gelombang infeksi pernapasan. China sendiri diketahui melakukan lockdown lebih lama dibanding dengan negara-negara lain sehingga potensi terpaparnya akan lebih besar. Menanggapi fenomena yang tejadi di negaranya, Mi Feng selaku Komini Kesehatan Nasional menyampaikan bahwa pihaknya telah mengupayakan bebe

Jurus Anti Rugi Hidup di Era Digital!

      Sumber : Doc.Pribadi/irerosanaullail   Rugi banget kalau kita hidup di era digital dengan segala kemajuan dan kemudahan dalam berbagai hal tapi kita malah memilih rebahan di rumah dan menjadi penonton serta penikmat dari buah kemajuan tersebut. Kenapa tidak mencoba mengambil peran dan memaksimalkan diri di era ini?! Mulai berbisnis contohnya. Era digital bisa dibilang sangat ramah kepada para pebisnis. Maraknya sosial media serta keberadaan aneka marketplace memudahkan para pelaku bisnis pemula untuk memasarkan produk-produknya. Tentunya kesempatan ini amat sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Salah satu bisnis yang cukup diminati di era digital adalah kuliner. Bisnis kuliner digadang-gadang tidak akan pernah mati. 271 juta jiwa penduduk Indonesia butuh makan untuk melanjutkan hidup. Itulah salah satu alasan mengapa bisnis kuliner akan senantiasa panjang umur. So , tidak ada salahnya jika kita juga melirik bisnis ini. Masalahnya adalah, apa yang ingin dijual? Di sin

100 Blogger dan Sejuta Optimisme dalam Anniversary ke 9th Bloggercrony

  dokpri/irerosana “Hiduplah seolah-olah kamu akan mati besok. Belajarlah seolah-olah kamu hidup selamanya.” Itulah quotes yang menjadi pecutan saya untuk terus mengembangkan diri khususnya di dunia tulis menulis. Menjadi seorang blogger memang dituntut untuk terus belajar dan belajar karena itulah salah satu amunisi yang bisa kita pakai untuk bisa terus menulis. Belajar tidak melulu harus di depan buku dan laptop. Berinteraksi dan berkumpul antar sesama blogger pun bisa menjadi jalan untuk menambah ilmu. Keyakinan itulah yang saya bawa ketika hadir pada perayaan 9 tahun Bloggercrony yang diadakan di Carro Indonesia Pondok Indah. Saya tidak ingin melewatkan kesempatan untuk menjalin relasi serta menimba ilmu dengan bertemu kurang lebih 100 blogger dari berbagai daerah di Indonesia. Usia saya di Bloggercrony memang masih seumur jagung, baru beberapa bulan bergabung dan bahkan belum genap setahun. Ibarat bayi saya masih belajar untuk merangkak secara tegak. Karena itulah perayaan