Skip to main content

Ulang Tahun Pernikahan






Rasanya baru kemarin sore kita menikah, rupanya sudah memasuki ulang tahun yang pertama. Aku tak banyak memikirkan hal-hal baik hari ini. Kau pun kembali menyibukkan diri setelah mengucap, "happy anniversary, Sayang."

Kau pasti bersusah payah mengingat-ingat tanggal kemarin, hanya agar aku tak marah. Aku sendiri heran mengapa perempuan mudah sekali marah ketika pasangannya lupa tanggal peringatan sesuatu. Aku juga heran mengapa laki-laki tak pernah peduli dengan tanggal peringatan. Tapi aku tahu kau punya banyak ide agar tak ketinggalan pesta. Salah satunya dengan memasang alarm di ponselmu. Belum lagi facebook hadir seperti kawan sejati, tak pernah absen mengingatkan apa-apa saja yang pernah terjadi hari ini. Terkutuklah kalian dengan masa lalu.

Di awal bulan kau sudah membebaniku dengan pertanyaan "mau hadiah apa, Sayang?" Hari-hari berikutnya aku banyak memikirkan jawaban untuk pertanyaanmu.

Aku sudah tak lagi berpikir soal panci set, microwave atau alat-alat dapur lainnya. Aku pun tak mengharap seikat mawar merah. Ingatlah terakhir kali aku meminta bunga dan kau menjawab, "aku kan ngasihnya bunga bank, Sayang," padahal aku ingin bunga, kembang, asli kembang. Apalagi meminta puisi. Ah, aku sudah hapal, jawaban apa yang bakal kuterima, "kamu kan tahu, aku orangnya nggak romantis."

Memang tidak romantis, hanya saja suka berlari ke apotik tengah malam kala tahu aku meriang. Bergegas mengambil motor dan mencari tukang sekoteng hanya agar lambungku sedikit hangat. Membeli bubur kacang hijau setiap pagi gara-gara aku pernah satu kali memintanya (bukan berarti pengen setiap hari keleesss..) Buru-buru menghampiri dan menawarkan bantuan kala tahu aku sibuk memasak. Kalau tidak dibolehkan ngotot tetap ingin membantu, begitu dikasih tugas mencuci sayur, potongan kol dan wortel tersebar di lantai.

Sepertinya kau sudah memberiku segalanya. Lagi pula kenapa selalu laki-laki yang bertanya hadiah apa yang perempuan minta untuk kado pernikahan mereka. Kenapa tidak sebaliknya? Biar sama-sama pusing. Tapi aku tak setega itu, menanyakanmu ingin hadiah apa. Kau pasti diam dan berpikir dalam, apakah pertanyaanku asli atau jebakan.

Sudahlah, lupakan soal hadiah. Bukankah aku hadiahmu dan kamu hadiahku?


Selamat, kita sudah melalui satu tahun pertama dengan lancar. Mari siapkan diri untuk menikmati tahun ke dua. Semoga di tahun ke dua intensitas bertemu meningkat. Terima kasih sudah menjadi pacar, teman dan imam yang baik. Tetaplah unyu-unyu dan menggemaskan.

Comments

  1. Masya Allah... so sweet banget ceritanya mbak..
    Semoga menjadi pasangan yang SAMAWA mbak..

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

China Diserang Pneumonia, Indonesia Tak Perlu Panik!

Unsplash.com/Diana Polekhina Pasca membaik dari Covid 19, publik kembali dikhawatirkan dengan berita munculnya wabah baru Pneumonia. Entah kebetulan atau bukan tapi wabah ini lagi-lagi datang dari negara tempat bermulanya Covid 19 yaitu China. Kasus pneumonia ini pertama dilaporkan pada 13 november 2023 lalu. Global times menyebut rumah sakit anak di China sudah kewalahan menerima pasien yang berjumlah rata-rata mencapai 9378 setiap harinya. WHO sendiri mengaku memantau mengenai peningkatan pneumonia yang sedang terjadi di China.  Prof Francois Balloux dari University College London menyebut adanya istilah hutang imunitas. Lockdown yang terjadi ketika covid 19 memicu fenomena keluarnya gelombang infeksi pernapasan. China sendiri diketahui melakukan lockdown lebih lama dibanding dengan negara-negara lain sehingga potensi terpaparnya akan lebih besar. Menanggapi fenomena yang tejadi di negaranya, Mi Feng selaku Komini Kesehatan Nasional menyampaikan bahwa pihaknya telah mengupayakan bebe

Jurus Anti Rugi Hidup di Era Digital!

      Sumber : Doc.Pribadi/irerosanaullail   Rugi banget kalau kita hidup di era digital dengan segala kemajuan dan kemudahan dalam berbagai hal tapi kita malah memilih rebahan di rumah dan menjadi penonton serta penikmat dari buah kemajuan tersebut. Kenapa tidak mencoba mengambil peran dan memaksimalkan diri di era ini?! Mulai berbisnis contohnya. Era digital bisa dibilang sangat ramah kepada para pebisnis. Maraknya sosial media serta keberadaan aneka marketplace memudahkan para pelaku bisnis pemula untuk memasarkan produk-produknya. Tentunya kesempatan ini amat sangat sayang jika dilewatkan begitu saja. Salah satu bisnis yang cukup diminati di era digital adalah kuliner. Bisnis kuliner digadang-gadang tidak akan pernah mati. 271 juta jiwa penduduk Indonesia butuh makan untuk melanjutkan hidup. Itulah salah satu alasan mengapa bisnis kuliner akan senantiasa panjang umur. So , tidak ada salahnya jika kita juga melirik bisnis ini. Masalahnya adalah, apa yang ingin dijual? Di sin

Permasalahan Manajemen UKM Sebetulnya Mudah!

sumber : tribunnews.com UKM memiliki peran penting dalam mendongkrak laju pertumbuhaan sekaligus menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia. Menurut data BPS 2016 jumlah UKM di Indonesia mencapai 26.073.689 unit Usaha. Dengan titik distribusi terbesar berada pada sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor yaitu sebanyak 31,54% dan pengolahan sebanyak 23, 00%.   Sektor lain yang memiliki porsi besar di antaranya penyediaan akomodasi dan penyediaan makanan dan minuman yang menduduki porsi sebanyak   11, 66%, disusul sektor pendidikan dan konstruksi. Sementara Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah menyebutkan bahwa UMKM tahun 2016-2017 berjumlah 62.922.617 unit yang mana jumlah tersebut mecangkup 99,9 persen dari total unit usaha di Indonesia. Tahun 2018 Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian menyebutkan bahwa UKM menyumbang PDB lebih besar yakni sebanyak 93,4% sementara usaha menengah 5,1% dan usaha besar hanya m